Kuliah Absurd

Hai, mblo..
Para pemilik hati yang udah nggak keitung ini sabtu malam keberapa melewatinya dengan kesendirian.

Nggak usah sedih. Gue juga bernasib sama dengan kalian. 
Kalian nggak sendirian.

*puk-puk brutal*

Malem minggu ini, eh maaf.. Sabtu malam maksud gue. Gue bakal cerita tentang pengalaman hidup yang nggak bakal terlupakan, tergantikan, dan ter- ter- lainnya.

Bukan tentang cinta, bukan juga tentang Rhoma Irama. 
Tapi.. tentang KULIAH. Iya, kuliah.
Kuliah yang dulu waktu gue masih SMA, gue anggep enak seenak-enaknya hidup; berangkat pagi pake kaos dan celana jeans, sampai kelas kedip-kedipin cewek cakep, keluar kelas nongkrong di kantin sambil siul-siulin cewek yang lewat, dan pulang tanpa membawa beban pikiran apapun.

TAPI KENAPA ITU SEMUA BULLSHIT!!!??? 

KENAPA SEMUA ITU CUMA ADA DI TV!!!??? 

Ya, gue nggak ngerasain itu sama sekali semenjak awal masuk kuliah sampai sekarang yang umur perkuliahan gue udah bisa diibaratin sebuah hubungan yang lagi bosen-bosennya. Ya, udah bertahun-tahun.

Yaudah sih, skip aja lag masalah itu. Kalian cuma perlu tau kalo gue tetep ganteng. *mulai ngeselinnya*

...

Selasa kemarin.. 
Singkat cerita, gue bangun kesiangan. Ya namanya juga jomblo, kalo nggak bangun sendiri, ya bangunnya molor. Siapa juga yang mau ngebangunin. Alarm udah hidup sih, tapi ya apa guna alarm bagi mahasiswa seperti saya. It's useless, beybih!

Gue baru inget kalo ada kelas jam 7 pagi, mirip anak sekolahan.
Nggak sempet mandi (tapi cuci muka doang), dan nggak sempet update status di facebook- twitter- dan social media lainnya, gue langsung berangkat ke kampus. 

Nggak usah gue ceritain ada berapa lampu merah yang udah gue terobos ya, akhirnya gue nyampe di kampus. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terkumpul, gue lari-larian kayak si Rahul ngejar-ngejar Kajol di film Kuch-Kuch Hota Hai. Sampai di depan kelas, gue langsung masuk. Bapak dosen udah duduk anteng di kursinya, sambil bawa map absen kelas. Gue ambil duduk di belakang, biar bisa tidur.
Oke, kelas pun dimulai.
Jeeeng.. Jeeeng..

Lima belas menit.. 
Setengah jam.. 
Gue bosen. Gue pengen berontak, joget gangnam style di depan bapaknya.

Tiba-tiba.. "Tok tok tok!"

Temen gue: "Maaf pak, saya terlambat. Kesiangan pak.."
Bapak dosen: "Iya saya tau mas. Udah, ikut kuliah minggu depan saja.."
Temen gue: "Tapi pak.."
Bapak dosen: "Udah nggak ada tapi-tapian.."

Kemudian daun sakura pun berguguran.. 

Iya, temen gue, namanya Adit; dia terlambat dan nggak dibolehin masuk. Ah, kasian. Tapi, wait.. wait.. kira-kira 15 menit setelah itu; "Tok.. Tok.. Tok..!"

Temen gue: "Permisi pak. Saya terlambat.. Tadi anting saya ketinggalan."
Bapak dosen: "Oh ya mbak, silahkan duduk."
Temen gue: "Terima kasih, pak."

Temen cewek gue, namanya Dinda; cantik sih, mungkin itu yang bikin dia tetep boleh masuk meskipun telat. Tapi..

WHAAAT??? Alasan anting doang?
Nggak bener nih negara.
Gue speechless kalo inget-inget kejadian itu.

Oke lah, gue malem mingguan dulu. Gue mau jalan, jalan di tempat.

Bye.

Soundcloud: "Yang Kutau Itu Cinta"

Hai. Ada yang kangen gue nggak?
Nggak ada ya? 
Yaudah.

Jujur, sebenernya gue nggak tau disini mau bahas apaan. Mau bahas negara, terlalu berat. Mau bahas Aurel, lah ya ngapain. Mau bahas alasan Rhoma Irama pengen jadi presiden, juga nggak penting. Ya gitu, gue bingung..

Yaudah, gue bahas soundcloud gue aja deh. Udah pada tau kan?
Soundcloud yang gue bikin disaat gue nggak ada kerjaan, iseng seiseng-isengnya orang iseng, entah kenapa malah jadi bahan penggalauan. Gue nggak tau sama sekali tentang itu, gue nggak ada maksud buat ngegalauin siapapun yang ngedengerin itu.



Buat yang belom tau, bisa dong ya kalian cek di --> Soundcloud Misteeerius.

Salah satu soundcloud yang gue suka, adalah yang berjudul "Yang Kutau Itu Cinta". Backsound yang gue pilih dari soundcloud itu adalah Radio yang dinyanyiin sama The Radio. Dan di lagu kedua, gue pilih Takkan Terpisah-nya Randy Pangalila. Nggak tau kenapa, gue ngerasa dua lagu itu pas banget sama kata-kata yang gue ucapin.

Well, gue taruh disini sekalian ya kata-katanya; Simak baik-baik. 

Kamu..
Seseorang biasa yang menjadikan keseharianku luar biasa.
Kamu datang, dan hadir di saat aku takut untuk merasakan apa itu jatuh cinta.
Karena sebelumnya, aku lahir dalam sepi, sendiri, dan nggak tau apa itu cinta.
Dan adanya kamu, mengajarkan aku berbagai hal.
Kamu mengajarkan aku tentang takut. Takut kehilangan seseoran yang benar-benar aku sayang.
Dan kamu juga mengajarkan aku tentang bahagia. Bahagia dengan meniadakan ketidakpercayaan di antara kita.
Tapi.. Jika suatu saat nanti harus ada kata berpisah, aku cuma pengen kamu tau; Rinduku cuma satu, dan itu punya kamu.
Jika suatu saat nanti harus ada kata "Kita nggak bisa sama-sama lagi..", aku cuma pengen kamu inget, kita pernah sama-sama saling merasakan apa itu bahagia.
Kita juga pernah sama-sama saling percaya, meniadakan kata-kata mereka yang pernah berusaha menjauhkan kita.
Dan.. Jika suatu saat nanti kita benar-benar harus berpisah; Tetap yakin, kita nggak pernah benar-benar merasa sendiri, sepi dan sunyi.
Karena kita saling mengajari arti cinta.
Saling menguatkan, kalau kita harus berdamai dengan rasa takut.
Takut kehilangan, atau takut untuk jatuh cinta lagi.


Ya.. Kira-kira gitu lah kata-katanya, gue nggak tau waktu itu kesambet apaan jadi bisa bikin kata-kata yang menurut gue ya.. EMANG GALAU. Dan kampretnya lagi, gue yang bikin jadi galau juga. Itu nggak adil!

Dan yang terakhir, thanks ya buat @bukanadelia (Ara Tiara Rismala) udah berkenan posting "Yang Kutau Itu Cinta" juga diblognya. Cek disini nih buat yang pengen tau.

Udah deh ya, gue pamit dulu.

Wassalam.

"Untukmu Saja" - Sebuah puisi karya @chachathaib